Kampar (Teraskampar.id)- Hari Rabu besok, Desa Ridan Permai akan menjadi percontohan Kampung Moderasi Beragama di Kecamatan Bangkinang Kota. Kabar ini diumumkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kampar, Fuadi Ahmadpada hari Selasa (25/05/2023) di ruang kerjanya.
Prestasi ini mengikuti peluncuran sukses pada bulan Juni lalu, tepatnya tanggal 21 Juni 2023, ketika Desa Karya Indah di Kecamatan Tapung menjadi Kampung Moderasi pertama di Kabupaten Kampar.
Desa Karya Indah dipilih sebagai contoh karena masyarakatnya sangat beragam, dengan penduduk yang heterogen dan memiliki berbagai agama, seperti suku Batak, Jawa, Melayu, dan juga Ocu. Selain itu, desa ini berbatasan langsung dengan Pekanbaru.
Kini, giliran Desa Ridan Permai yang akan di-launching menjadi Kampung Moderasi Beragama. Upacara peluncuran ini diharapkan akan berhasil menyuarakan semangat kerukunan umat beragama dan menggalang dukungan antar umat beragama.
Selain itu, Desa Ridan Permai diharapkan juga dapat menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama ke seluruh wilayah Kecamatan Bangkinang Kota dan sekitarnya, termasuk Kabupaten Kampar secara keseluruhan.
Kementerian Agama tetap berkomitmen untuk membumikan konsep moderasi beragama guna memupuk rasa saling menghormati dan bekerja sama antar umat beragama.
Hal ini menjadi kunci penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kementerian Agama berupaya keras untuk mencegah munculnya paham-paham radikal dalam praktik keagamaan, karena Indonesia sebagai bangsa yang multikultural menolak segala bentuk radikalisme.
Sejak awal kemerdekaan, Indonesia telah menganut semboyan 'Bhinneka Tunggal Ika' yang mengandung makna bahwa bangsa ini tak dapat disatukan dalam satu agama tunggal.
Oleh karena itu, tugas kita saat ini adalah merawat kerukunan dan menghargai keberagaman agama agar bangsa ini dapat kokoh dan fokus dalam membangun negara untuk kesejahteraan rakyat.
Harapannya, Kampung Moderasi Beragama ini akan menjadi simbol harapan dan inspirasi dalam upaya memperbaiki serta menjaga hubungan antar pemeluk agama.
Dengan adanya contoh harmoni dan toleransi keagamaan dari Kampung Moderasi Beragama, diharapkan nilai-nilai saling menghormati, memahami, dan bekerja sama antar kelompok agama yang berbeda dapat terwujud dengan baik.
Untuk mencapai hal ini, pemahaman dan kolaborasi yang seragam di antara penduduk desa, pemerintah setempat, dan tokoh agama sangatlah penting. Semoga cita-cita ini dapat terwujud, tutup Fuadi. ***
