 |
| Iib Nursaleh dan Agus Chandra Politisi Partai Golkar Kabupaten Kampar (Foto: Ist) |
Kata mantan Ketua DPD Golkar Kampar itu, mekanisme penunjukan siapa yang akan menduduki kursi Wakil Ketua DPRD Kampar yang menjadi jatah Golkar sudah sangat jelas. Sehingga sebut dia, sulit bagi kader terpilih untuk bermanuver di luar mekanisme yang sudah ada.
Ia mencontohkan, saat pemilihan Ketua Golkar di Tahun 2020 lalu, saat itu Catur Sugeng bertarung dengan Repol dalam memperebutkan jabatan ketua, dimana Repol didukung mayoritas kader dibawah, sedangkan Catur kata Fikri, mencoba main potong kompas ke pusat.
"Tapi pada akhirnya Repol yang menang, walaupun Catur lobi ke pusat. Di Golkar itu, proses dari bawah itu masih berlaku, DPP sangat menghormati aspirasi kader-kader di bawah, suara kader di daerah ini. Jadi, kalau ada yang mau bermanuver ke atas, percuma saja, tetap akan dikembalikan lagi keputusannya ke daerah," terang Fikri, Rabu (27/3/2024) malam di Bangkinang Kota.
Baca Juga : Waduh! Belum Sampai 2 Tahun Diperbaiki, Jembatan Bangkinang Retak
Siapapun nanti yang akhirnya ditunjuk Golkar, Fikri memastikan hal itu berdasarkan mekanisme yang sudah ada dan berlaku di internal partai mereka. Dia juga menampik, penunjukkan kader di suatu posisi oleh Golkar atas dasar suka atau tidak suka.
"Kader Golkar semua bagus. Mereka sudah tahu mekanisme yang ada di internal partai seperti apa. Tak ada yang bisa bermanuver potong atas ke pusat sana. Kalau mau jadi wakil ketua, harus melewati prosesnya dari bawah. Jadi tidak ada itu, penunjukan kader nanti, karena Onga suka ini, Onga tidak suka sama yang ini, tidak begitu," ungkapnya.
Saat ditanya, dirinya condong ke mana bila dipaksa untuk memilih salah satu dari Agus Candra atau Iib Nursaleh yang akan menduduki posisi Wakil Ketua DPRD, Fikri berkelit. Ia mengaku, tak bisa menentukan siapa yang akan dia pilih secara pribadi.
"Ini bukan Onga yang menentukan, kan Onga sudah bilang tadi, mekanisme-nya sudah ada, mekanisme partai, partai Golkar ini bukan milik pribadi," tegas Fikri mengelak.
Sekedar informasi, saat ini proses pemilihan umum telah selesai. Perolehan kursi DPRD partai-partai peserta pemilu telah ditetapkan. Di mana Partai Gerindra memuncaki tabel klasemen akhir dengan raihan 8 kursi. Di posisi kedua ada partai Golkar dengan raihan 7 kursi. Kemudian ada PAN dan Demokrat yang sama-sama mengoleksi 5 kursi. Keempat partai ini berhak menduduki kursi pimpinan DPRD Kampar.
Setelah perolehan kursi partai-partai disahkan, proses selanjutnya adalah penunjukan caleg terpilih setelah dilantik nanti di berbagai posisi "basah". Dan yang tak kalah alot ialah penempatan kader partai di kursi pimpinan dewan seperti yang terjadi di internal Golkar Kampar.
Partai Golkar adalah satu dari sedikit partai di Kampar yang tergolong mapan. Mereka memiliki sarana dan sumber daya manusia yang memadai. Banyak kader partai ini, terutama di legislatif memiliki kemampuan dan jam terbang di atas rata-rata. Namun demikian, di Golkar juga sangat berlaku hukum senioritas. Di mana kader kader Golkar sangat menghormati senioritas di antara mereka. Publik menunggu, siapakah kader yang akan ditunjuk menempati posisi wakil ketua di DPRD? Apakah Agus Candra atau IIb Nursaleh atau bisa pula akan diisi oleh Safi'i Samosir?
Agus Candra dan Iib Nursaleh sama-sama berpengalaman di DPRD Kampar. Keduanya juga memiliki kemampuan berbicara dan menganalisa berbagai persoalan rakyat yang terjadi. Keduanya juga relatif seimbang dalam hal tingkat "kevokalan" sebagai anggota dewan yang bertugas melakukan pengawasan.
Seperti umumnya kader Golkar, keduanya sama-sama aktif di gedung parlemen, demikian pula mereka juga aktif di daerah pemilihan masing-masing.
Bahkan sosok Agus Candra sampai disematkan gelar "dewan banyak pokir" sebagai apresiasi dan pengakuan baginya atas kerja dan perjuangan dalam memastikan banyak pembangunan fisik maupun non-fisik untuk konstituen di daerah pemilihan Kampar 1 mulai dari Bangkinang hingga ke Koto Kampar Hulu.
Pewarta: Naz
