![]() |
Ilustrasi guru MDA mengajar |
Wanita lulusan dari Pondok Pesantren Darussalam, Kabun, Rokan Hulu ini, mengatakan insentif Rp 300 ribu tersebut diterimanya dalam tiga bulan sekali.
"Sebenarnya sih, kalau disebut cukup gimana ya, cuman kan kalau di MDA kami ini, kami ndak ada mengutip biaya sedikitpun, emang dari gaji yang 3 bulan sekali itulah kami dapat, kami terima," ungkap wanita yang biasa dipanggil Ipe ini.
Meskipun hanya menerima gaji selama tiga bulan sekali dari pemerintah, Siti Marsifah yang sudah mengajar selama empat tahun tersebut tetap mensyukuri apa yang didapatkannya.
"Ya kalau selama ini, disyukuri. Alhamdulillah," sambungnya.
Dirinya menerangkan, bahwa sekolah MDA tempatnya mengajar tidak memungut biaya sepeserpun kepada muridnya, ia mengaku sekolahnya hanya mengutip iuran ketika ujian sekolah tiba.
"Ndak ada, kami ndak ada pakai SPP bulanan do, emang iya mengajar aja nyo, palingan kalau ujian anak-anak kami kutip untuk ambiok soal aja kan Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu per anak, itu pun kadang ada yang bayar, ada yang indak," ungkapnya sambil ketawa.
Siti Marsifah yang sudah memiliki anak dua ini mengungkapkan kemauannya untuk mengajar di sekolah MDA Desa Kota Aman ini didasari oleh dorongan hati.
Lagi pula tambahnya, iya mengajar sebagai guru MDA, sambil mengulang-ngulang pelajaran, dan supaya ilmu yang didapatkannya semasa mondok di Pesantren tidak hilang.
"Kapan dibaca (diulang-ulang) ilmu kita lagi, asal sekarang aja udah mulai banyak lupa," terangnya. (Rif/Red)