Ilustrasi |
Bangkinang (TerKam) - Pilkada Kampar 2024 memasuki masa krusial 30 hari menjelang hari 'H' pencoblosan. Para pasangan calon semakin gencar melakukan kampanye visi, misi dan program-program unggulannya ke masyarakat.
Situasi saat ini, berdasarkan pantauan wartawan dari beberapa gejala yang terlihat cenderung panas. Hal ini dipicu oleh berbagai indikasi yang kasat mata. Adanya dugaan money politik semakin nyata terlihat.
Anggota tim pasangan calon tertentu terpantau semakin masif mendata KTP warga. Pendataan KTP ini diduga kuat untuk membentuk jalur distribusi money politik pada H-2 atau H-1.
Dari salah seorang warga yang tidak ingin namanya disebut, yakni di Desa Lereng, Kecamatan Kuok mengungkap kepada wartawan, bahwa KTP-nya telah disetor ke salah satu tim pemenangan pasangan calon.
"Tim Calon itu mendata warga di sini. Katanya nanti akan ada diberi uang, saya diminta agar memilih calon dia," ucap ibu dua anak ini kepada wartawan, Minggu (27/10/2024).
Dia pun mengatakan, belum tentu akan memilih calon yang akan "menyiramnya" dengan uang tersebut. Lantaran ibu dua anak ini mengaku tidak kenal dengan pasangan calon tersebut.
"Kalau pilihan saya pribadi belum tentu akan memilih yang memberi uang itu. Sebab saya tidak kenal calon bupatinya, apa lagi calon wakil bupatinya. Saya kenal tim dia yang minta KTP warga di sini saja," ujarnya.
Informasi lain, dugaan beberapa oknum ASN juga terpantau aktif mencari suara untuk salah paslon tertentu. Dan salah satunya, hal itu bisa terlihat dari satu video yang beredar, seorang ASN di Kecamatan XIII Koto Kampar terang-terangan menceritakan proses pendataan warga yang akan diajak memilih salah satu paslon.
Oknum ASN ini, berdasarkan informasi yang kami dapat dari warga menyebutkan aktif mencari suara untuk pemenangan salah satu paslon.
Muslim selaku Ketua LSM Penjara Kabupaten Kampar meminta Bawaslu untuk mengusut video pengakuan ASN tentang Pemenangan paslon bupati yang menyebut oknum kepala dinas juga Ikut serta dalam upaya pemenangan salah satu paslon.
Muslim juga mengakui, sedang memantau situasi di lapangan. Ia menemukan banyak informasi dugaan pelanggaran, baik itu pidana maupun pelanggaran administrasi. Ia juga akan menyelidiki sejauh mana tindak-tanduk masing-masing tim memainkan pola untuk memenangkan paslon yang diusung. Dan sejauh ini ia menyebut memantau banyak pelanggaran yang terjadi di lapangan.
Terhadap beberapa dugaan pelanggaran ini, sebut Muslim, LSM Penjara tidak akan segan-segan melaporkan ke petugas pengawas pemilu.
"LSM Penjara menghimbau masyarakat bisa bekerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakatnya begitu juga dengan melibatkan LSM dan wartawan melaporkan setiap calon yang berani bagi-bagi uang dan apapun bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh tim dalam memenangkan calon yang mereka dukung," ujar Muslim.
Muslim pun mencium gelagat tidak baik dalam pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2024 ini, terutama mendekat hari 'H' pencoblosan nanti. Ia menduga akan terjadi permainan politik uang yang masif dan cenderung akan menjurus kepada politik uang yang brutal bila tidak diantisipasi oleh pihak berwenang dalam hal ini Bawaslu.
"Tanda-tanda ke arah situ sudah banyak saya pantau. Apalagi pilkada kali ini jaraknya sangat dekat dengan pileg. Kita tahu lah seperti apa permainan politik uang di pileg lalu. Kita tak usah munafik, pura-pa tidak tau. Dan pilkada ini, dari situasi yang saya pantau, saya duga nanti juga akan terjadi permainan politik uang yang masif dan bisa-bisa cenderung brutal, untuk itu, kita imbau Bawaslu bekerja lebih serius lagi," pinta Muslim.-***